Laki-laki dengan
tinggi badan 170 cm dan berat 60 kg ini lahir pada 2 September 1989, di Desa
Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, kabupaten di Jawa Tengah yang dijuluki
sebagai ‘Jepangnya Indonesia’.
Pengagum
Soekarno ini, menghabiskan masa remajanya di Desa
Dukuhwaru. Menamatkan sekolah dasar di SD Negeri 3 Dukuhwaru pada tahun 2001,
kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Dukuhwaru dan lulus pada tahun 2004, pada
tahun 2007 ia berhasil menyelesaikan sekolah tingkat atasnya di SMA
Negeri 1 Dukuhwaru. Setelah lulus SMA, ia kemudian hijrah ke Ibu Kota Jakarta,
belajar ilmu Sistem Informasi di Universitas Nasional dan meraih gelar Sarjana
Sistem Informasi (S.SI) pada 11 Oktober 2011.
Nama lengkapnya
Khoerul Anam Syahmadani, dilahirkan dari pasangan Marwinsyah dan Siti Masitoh,
keluarga muslim yang sederhana. “Kesempurnaan manusia adalah terletak pada
ketidaksempurnaannya,” demikian kalimat yang sering ia kutip dari salah satu
tokoh Tegal idolanya: Agus
Riyanto. Kalimat tersebut sepertinya yang telah banyak membentuk kepribadiannya: cerdas, kritis, mempunyai semangat besar dan tetap bersahaja.
Sejak kecil, kakak dari Novi Ariyanti ini, mempunyai cita-cita sekolah yang tinggi,
dalam bidang olahraga, ia sangat menggemari sepak bola. Pertandingan demi
pertandingan pernah ia ikuti. Mulai
dari tingkat RT, tingkat kecamatan, maupun tingkat sekolah. Sederet piala
berhasil ia bawa pulang, antara lain Juara I Kompetisi Persekat bersama PS. Suwanda Putra Dukuhwaru, Juara I SMA 3 Tegal Cup bersama
SMA N 1 Dukuhwaru. Prestasi tersebut
kemudian mengantarkannya masuk Tim Soeratin Kabupaten Tegal pada
tahun 2006, dan ikut andil membawa Laskar Ki Gede
Sebayu berlaga hingga zona Jawa-Bali.
Penggila lagu-lagu Iwan Fals ini, selain
rajin menulis juga gemar membaca. Antara lain karya-karya dari Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka,
Pramoedya Ananta Toer, Emha Ainun Nadjib, Mochtar Lubis, Abdul Qadir Jaelani, Aristoteles, Chairil
Anwar, Soe Hok Gie adalah nama-nama besar yang berderet rapi dalam rak buku milik laki-laki yang suka mengenakan pakaian safari ini.
Selepas kuliah ia
bekerja di salah satu Lembaga Pendidikan di Bekasi sampai tahun 2012, kemudian
bulan Januari 2013 ia bekerja untuk Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran
Agama dan Keagamaan, sebuah lembaga independen yang berkantor di Kementerian
Agama Republik Indonesia, sampai sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar