Dalam Islam peradaban juga disebut
hadharah, yang artinya sekumpulan konsep tentang kehidupan yang berupa
peradaban spiritual atau peradaban hasil buatan manusia yang mengandung tata
nilai, konsep dan institusi yang diwariskan dan terus dijaga keberadaannya oleh
generasi selanjutnya.
Islam adalah agama yang mengatur dari
berbagai urusan dalam segi kehidupan manusia. Peradaban Islam adalah sekumpulan
konsep yang mengatur tentang kehidupan manusia dan dibuat berdasarkan hukum-hukum
Islam.
Perkembangan peradaban sejarah Islam
telah mengalami berbagai proses dan waktu yang cukup panjang, sehingga
peradaban Islam terbagi menjadi tiga periode yaitu periode klasik pada abad
650-1250 M, periode pertengahan pada abad 1250-1800 M, dan periode modern dari
abad 1800 M hingga sekarang. Proses pembagian periode (periodisasi) dimaksudkan
untuk mempermudah dalam mengingatnya.
Periode
Klasik (650-1250 M)
Pada periode pertama atau disebut
periode klasik, dimulai pada abad 650 M yang merupakan masa awal pertumbuhan
dan perkembangan dalam seluruh aspek kehidupan. Periode ini diawali dengan
hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Pada masa itu Nabi Muhammad
SAW berdakwah dan menyebarluaskan agama Islam, namun perjalanan beliau
mengalami tantangan yang amat berat sehingga memaksa beliau untuk hijrah ke
Madinah.
Di Madinah Nabi Muhammad SAW tidak
hanya menjadi pemimpin dan pemuka
agama, akan tetapi juga memangku jabatan sebagai pemimpin
politik atau pemerintahan. Nabi Muhammad SAW berperan
dalam menangani masalah ekonomi, sosial dan
ilmu pengetahuan umat. Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari
juga sering berkumpul dalam suatu majlis untuk berdiskusi dan bertukar pikiran
dengan sesama muslim. Belajar dari beliau: metode seperti
ini diakui sebagai metode yang efektif dalam upaya internalisasi
ilmu pengetahuan Islam. Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat pada
tahun 634 M, pemegang tongkat estafet dalam
menyebarluaskan ilmu Islam berikutnya adalah para sahabat Nabi yaitu Abu Bakar
as-Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib atau yang
biasa disebut Khulafaur Rasyidin. Ilmu yang diajarkan oleh para Khulafa
Rasyidin juga masih sama seperti apa yang diajarkan oleh Nabi SAW, sebab mereka
mendapatkan pelajaran langsung dari Nabi SAW.
Setelah pada masa Khalifah Ali
mengalami perpecahan dari beberapa kubu, pemegang kekuasaan selanjutnya adalah
Bani Umayyah yang didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 661 M. Pada
masaperadaban kekhalifahan Bani Umayyah perkembangan ilmu pengetahuan mengalami
pencerahan dan pembaharuan besar. Dimana pada masa pemerintahan Nabi Muhammad
sampai Khulafaur Rasyidin bidang kajian Islam hanya terbatas pada bidang
penafsiran Al-Qur’an dan Al-Hadist, pada masa Bani Umayyah bidang kajiannya
sudah mulai meluas yakni diantaranya bidang
kedokteran, eksak, sejarah, sastra serta filsafat. Pada masa ini pun
lahir beberapa ilmuan, antara lain:ar-Razi, al-Fazari, al-Khawarizmi,
al-Idrisy, al-Ghazali, dan lain-lainnya.
Kekhalifahan Bani Umayyah berakhir
setelah direbut oleh Abu al-Abbas as-Safah. Yang kemudian pada tahun 750 M
mendirikan kekhalifahan Bani Abbasiyah. Pada masa Abbasiyah perkembangan ilmu
pengetahuan Islam cukup diakui dunia, sehingga pada masa
ini disebut dengan golden age.
Saat kekuasaan Bani Abbasiyah mulai
melemah dan kekuasaannya yang luas tidak terkoordinasi dengan baik lagi,
kemudian memeberikan peluang dinasti-dinasti kecil untuk bergerak. Salah
satunya adalah dinasti Fathimiyah yang berdiri pada akhir abad ke-10 di Tunisia
oleh Abdullah as-Syi’i. Dinasti ini cukup memberikan kontribusinya dalam
membangun kebudayaan dan peradaban Islam. Dimana pada masa dinasti Fathimiyah
berdiri masjid Al-Azhar yang sekarang menjadi Universitas Al-Azhar di Kairo,
Mesir.
Peradaban Islam pada masa periode
klasik sudah mulai dibangun, kuatnya perlawanan Islam sehingga Islam pernah
menjadi yang agama terkemuka di hadapan dunia.
Periode
Pertengahan (1250-1800 M)
Setelah Islam menguasai dunia, di
akhir abad ke-13 Islam mengalami goncangan dimana banyak dinasti-dinasti kecil
yang merasa kurang diperhatikan melakukan serangan. Perpustakaan-perpustakaan
Islam dibakar, buku-buku dibawa ke perpustakaan mereka. Sehingga buku-buku
karya cendekiawan muslim hilang jejaknya.
Periode pertengahan dibagi menjadi
tiga fase, yaitu fase kemunduran pada tahun 1250-1500 M, fase kemajuan pada
tahun 1500-1700 M, dan fase kemunduran periode pertengahan pada tahun 1700-1800
M.
Pertama, fase kemunduran (1250-1500 M)
muncul berbagai perpecahan, perbedaan dari berbagai sekte terus meningkat
terutama kaum Syi’ah dan Sunni. Dunia Islam pun terbagi menjadi dua bagian pada
saat itu, yaitu Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir,
dan Afrika Utara dan bagian kedua Persia yang terdiri dari Balkan Asia Kesil,
Asia Tengah, Persia, dan Iran. Umat Islam di Spanyol pun dipaksa masuk
kristen atau keluar dari daerah itu.
Kedua, fase kemajuan (1500-1700 M)
ditandai dengan munculnya 3 kerajaan besar, yaitu Usmani di Turki, Safawi di
Persia, dan Mughal di India. Kemajuan ketiga kerajaan ini terutama dalam bentuk
literatur dan seni arsitekturnya yang canggih. Pembangunan masjid-masjid dan
gedung-gedung adalah salah satu karya pada fase ini. Pembaharuan dalam bidang
militer dan penerjemahan buku-buku barat pun mulai digalakan. Pengiriman
duta-duta ke Eropa juga sudah dilakukan pada masa ini.
Ketiga, fase kemunduran (1700-1800 M)
ditandai dengan kekuatan militer dan politik umat Islam berkurang dan mengalami
penurunan. Gerakan umat Islam pun dalam keadaan statis dan mundur. Kerajaan
Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh suku bangsa Afghan,
dan Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India.
Masuknya Eropa ke dunia Islam pada masa ini memudahkan bangsa Eropa untuk
menyebarluaskan budaya yang dibawanya. Sehingga akhirnya terbukti pada
tahun 1798 Napoleon yang merupakan seorang bangsawan dari barat berhasil
menduduki Mesir yang sebagai salah satu pusat Islam terpenting kala itu.
Pada periode pertengahan bangsa barat
sudah mulai ikut campur dengan dunia Islam karena hubungan dunia Islam yang
kala itu membutuhkan bantuan dari bangsa barat dalam hal militer. Namun
alih-alih membantu, bangsa barat mulai tertarik untuk menguasai wilayah dunia
Islam.
Periode
Modern (1800-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman
kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan barat menyadarkan dunia
Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa dunia barat telah
mengalami peradaban yang lebih tinggi yang merupakan ancaman bagi dunia Islam.
Petualangan Napoleon di Mesir memperkenalkan ide-ide baru seperti
sistem negara republik yang kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu
tertentu, persamaan (egalitarian), dan kebangsaan (nation) ini membuat kaum
cendikiawan muslim resah. Maka pada periode ini munculah pemikiran untuk
melakukan pembaharuan dalam Islam sebagai usaha untuk mengembalikan kejayaan.
Munculah gerakan pembaharuan yang
dilakukan di berbagai Negara, terutama Turki Usmani
dan Mesir. Para pembaharu di Turki melahirkan berbagai aliran
pembaharuan, seperti Usmani
Muda yang di pelopori oleh Ziya pasha
(1825-1840 M) dan Namik Kemal (1840-1880
M), Turki Muda yang dimotori oleh
Ahmed Reza (1859-1931 M), Mahmed Murad (1853-1912
M), dan Sabahuddin (1877-1948 M). dari Mesir juga ada beberapa
pembaharuan diantaranya Muhammad Ali Pasha, Al-Tahawi
(1801-1873 M), Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897), Muhammad Abduh
(1849-1905 M), dan muridnya Rasyid Ridah (1865-1935 M). Dari Pakistan juga
dikenal Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Berbagai pembaharuan bergerak dalam
berbagai bidang yang berbeda-beda. Namun faktanya pada saat ini dunia barat
berhasil menjajah dunia Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga dunia
barat seakan-akan menggantikan kejayaan dunia Islam. Namun umat Islam tidak
tinggal diam, usaha-usaha untuk mencapai kejayaan kembali masih terus dilakukan
oleh umat Islam pada saat ini.
Referensi
:
Yatim, Badri, 1995, Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hasjmy, A,
1993, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang